POTRET KENANGAN
"""""""""""""""""""""""
Setelah kepergiaanmu dari hidupku
Semua bagai tiada erti
Hilang sinar menerangi gelap
Kelam lorongan hati
Longlai layu tak bermaya langkah
Menjalani hari hari berlalu
Oh tuhan kasihani daku
Tiada lagi pandangan wajahmu yang mendamaikan resah rasa
Tiada lagi getar suara bergema di telinga melembutkan jiwa
Tiada lagi genggaman jemari saat bersama
Tuhanku, ampuni daku
Tinggal kini hanya potret kenangan
Berlegar di sekitar kotak imajinasiku
Setiap detik yang berlalu
Setiap saat yang berganti
Kosong..kosong... Kosong..
Kala rindu menjerat rasa
Air mata menjadi peneman
bersama potret kenangan yang sentiasa dalam dakapan hatiku
Tuhan, ampuni daku
Akan kuabadikan potret kenangan
Bersama masa yang kian berlalu
Meninggalkan memori yang paling menyakitkan
Oh tuhan, permudahkanlah aku
Okidputeh layu
Kekasih..
Masihkah kau ingatPada pertemuan pertama kita dahulu
Hatiku berdebar lalu tersipu
Jejariku sejuk bak salju
Kala kau genggam erat
Seakan tidakkan lepas
Saat itu kaubisik
Ingin mencipta sejarah percintaan berdua Untuk dilakar dalam diari cinta
Lantas kita tetap berdua merentasi pelangi , menyapa bayu, menongkah asmara, indah bersama.
Puncak bukit menjadi saksi, pantai indah menjadi bukti,tertulis papan tanda di jalan raya
Segalanya tentang cinta kita.
Ingatkah lagi, air matamu menitis saat merelakan perpisahan kita yang sementara cuma
Katamu, air mata itu bukti cinta sejatimu
Berat meninggalkan aku
Lantas lagu merindu menjadi irama kita
Kau ungkap ... aku cintaimu, aku rinduimu dan aku perlukanmu
Kekasih
Kini, perpisahan bertukar nyata, takkan ada genggaman tangan, tidakkan mungkin akan ada pertemuan
Keterasingan keterpaksaan menjadi santapan yang meracun impian
Kekasih...
Adakah lagi air matamu mengalir
Adakah lagi irama rindu itu berlagu
Atau sumpah cintamu semakin layu
Masihkah kau ingat lagi lirik cinta keramat itu yang pernah kita pahat pada tugu asmara kala saat sarat merindu?
Kekasih.. Kucintaimu kurinduimu kuperlukanmu.....
πππππ
Okidputeh layu
Teluk intan
Pagi sesudah subuh
Aku terlena
Bahagia menjelma saat
Kau hadir dalam minpiku
Biar tidak banyak bicara
Namun matamu bercerita
Kau merinduiku sama seperti aku
Tika itu rasaku seperti air membasahi jiwa yang kontang
Tapi sejurus itu
Kau hilang ketika aku berpaling
Sayang kehadiranmu
Menjadi penawar bisa di hati
Walaupun aku bermimpi di siang hari.
Okidputeh
No comments:
Post a Comment