Pantai hatiku
Sesekali tika sunyi dan sepi
Hadir mengunjungi mimpi
Pohon dan ranting
Tetap kan saling bertingkah
Mengadu pada pantai yang memutih
Berteman bangau dan camar
Berpadu memecah sunyi
Menyapa anak-anak gelama
Riang bermain di bibir pantai
Merdunya desiran sang ombak
Bagai bisikan puisi cintamu
Mendayu di telingaku
Lembut hembusan bayu
Mesra membelai dedaunan
Umpama belaian kasihmu
Meresapi naluri ini
Tanpa jemu kau curah sayangmu
Bagai deruan air yang berlari
Setia memuja pantai ini
Lalu terbitnya rasa keindahan
Syahdu ke remang petang
Romantika hingga ke hujung senja
Berbaur mesra sepanjang malam
Bersatu dalam kedinginnya
Menanti terbit sang suria.
Okidputeh Azim
8 Mei 2014 6.15 petang
Teluk intan.
Nasibmu kuntum
Duhai kuntum
Ada sunyi yang menemani rintihmu
Pabila tersingkap jendela lama
Mengimbau suka duka
Pada Saat-saat bahagia menabur jasa
Mengharumi kamar-kamar mimpi sang peria
Menghidang madu penghilang dahaga
Meruah dengan buah
Membangun dengan dedaun
Malah melakar dunia dengan ceria seri warnamu
Jauh di dasar hati
Sayu menguasai diri
Tatkala merenung dirimu
Duhai kuntum
Harummu tidak lagi sesemerbak mawar yang baru berkembang
Pudar warnamu sesemerah senja yang mengesot meninggalkan siang
Kontang kelopakmu nan ketandusan madu
Sesepi hatimu
dari dengungan sayap kumbang
Kini kau mengering sendiri
Menanti gugurnya kudupmu satu persatu ke bumi
Setelah tangkaimu lelah
Dari genggamannya yang kian goyah.
Okidputeh Azim
8 Mei 2014, 8.20 pm
Teluk Intan.
No comments:
Post a Comment