Thursday, January 16, 2014

Waktu itu

Waktu itu...
Ayahku
Waktu itu..
letusan di pagi yang sepi
Memaksa bertempiaran unggas lari
Terpempannya dirimu
Gelap dan kelabu penglihatanmu
Seperti gelapnya langit pagi itu
dek asap tebal melangit tinggi
Semarak api menjulang tak terperi
Waktu itu...
Ranapnya harapan yang berkurun disimpan
Seperti ranapnya kayu rumahmu yang diratah api
Runtuhnya impian yang terbina
Seperti runtuhnya satu persatu rangka rumahmu
Waktu itu... 
Air mata yang jatuh
Seakan merestui air dari paip bomba yang gugur mencurah
Jeritan hatimu tidak terdengar
Dek kalutnya jeritan jiran tetangga mencuba menyelamatkan barangan yang mana ada.
Kelu lidahmu sekaku tubuh dan kakimu untuk melangkah
Hanya matamu mampu memandang
Hanya hatimu mampu berdoa
Bersyukur kerna tiada nyawa yang diminta
Waktu itu...
Pasrah padaMu itu yang termampu
Terhentinya angan seiring dengan api yang terpadam
Sunyi kembali menguasai hati
Sesunyi runtuhan yang tidak berpenghuni


Okidputeh
15 nov 2013
Terkenang trajedi kebakaran rumah ayahanda di desa hampir 5 tahun lalu.

No comments:

Post a Comment